SISTEM
ENDOKRIN
Sistem endokrin merupakan sistem yang mencakup aktivitas
beberapa kelenjar yang mengatur dan mengendalikan aktivitas struktur tubuh,
baik sel, jaringan, maupun organ. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang
tidak mempunyai saluran khusus sehingga sekrit langsung bermuara ke dalam
pembuluh darah (disebut kelenjar buntu). Sekrit kelenjar endokrin adalah hormon
yang berfungsi mengatur proses homeostatis, reproduksi, metabolisme dan tingkah
laku pada tubuh makhluk hidup.
Hormon memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah yang sangat sedikit.
2.
Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target.
3.
Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
4.
Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
5.
Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
System endokrin dalam kaitannya dengan
system saraf,mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu
sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat,
maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok
organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya
adalah menghasilkan dan melepaskan hormone-hormon secara langsung ke dalam
aliran darah.
Hormon berperan sebagai pembawa pesan
untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Kelenjar endokrin juga merupakan kelenjar yang tidak
mempunyai saluran keluar (duktus excretorius) produknya disebut hormon, langsung
masuk kedalam aliran darah, dan akan mempengaruhi
pertumbuhan,metabolisme,reproduksi dll.
Organ
utama dari system endokrin adalah:
·
Hypothalamus
·
Kelenjar hipofisa
·
Kelenjar tyroid
·
Kelenjar parathyroid
·
Pulau-pulau pancreas
·
Kelenjar adrenal
·
Gonad.
Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa
Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur
berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi
umum :
1. Membedakan
sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
2. Menstimulasi
urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi
sistem reproduktif
4. Memelihara
lingkungan internal optimal
5. Melakukan
respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas
endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan
sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari
area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam
hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofise.
Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh
infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari
masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ
dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin,
yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi
uterus.
Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari
kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon
disebut kelenjar target.
Sistem umpan balikKadar
hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negative manakala kadar
hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan,
kenaikan
kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar
hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya
peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang
peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan
pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi dalam darah selain hormon juga
memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan
insulin dari pulau langerhan di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah.
Aktivasi
sel-sel target
Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan
mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui
penggunaan mediator intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel.
Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP),
yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat
pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon
pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP
meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel
dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada
akhirnya protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan
proses selular.
Struktur dan fungsi hipotalamus
Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di
dienchepalon, dekat dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius)
Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan
fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan
hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon
hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung
melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke
hipofise disebut portal hipotalamik hipofise.
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem
endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormone hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol
oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
Hipofise
terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval
dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior,
merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise.
Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3
bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf
sehingga disebut juga
neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus
posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars
intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan posterior, fungsinya
belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi yang ada mengatakan
lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH). Secara
histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon
yang disekresi yaitu:
a.
Sel-sel
somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter 350-500
nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan
hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan
.
b. Sel-sel lactotroph juga
mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm, menghasilkan prolaktin
atau laktogen.
c. Sel-sel Tirotroph
berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori dengan diameter 50-100 nm,
menghasilkan TSH.
d. Sel-sel gonadotrof
diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori, menghasilakan
FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan
granula terbesar, menghasilkan ACTH.
e. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% “sel
kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan
dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah
carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang berfolikel.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon
nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
Hipofisa mengendalikan fungsi dari
sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh
hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa. Hipofisa
memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus
posterior (belakang).
Hipotalamus mengendalikan lobus anterior
(adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon,
melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya.
Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf. Lobus
anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan fungsi:Kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal dan organ reproduksi (indung telur dan buah zakar), Laktasi
(pembentukan susu oleh payudara), Pertumbuhan seluruh tubuh. Adenohipofisa juga
menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang
menghambat sensasi nyeri.
Hipofisa posterior menghasilkan
hormon yang berfungsi:
Mengatur keseimbangan air
Merangsang pengeluaran air susu dari mamae betina yang menyusui
Merangsang kontraksi rahim.
Mengatur keseimbangan air
Merangsang pengeluaran air susu dari mamae betina yang menyusui
Merangsang kontraksi rahim.
Dengan mengetahui kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa (kelenjar
target), maka hipotalamus atau hipofisa bisa menentukan berapa banyak
perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan
aktivitas kelenjar target.Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa (dan
hipotalamus) tidak semuanya dilepaskan terus menerus. Sebagian besar dilepaskan
setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.
Beberapa hormon (misalnya
kortikotropin yang berfungsi mengendalikan kelenjar adrenal, hormon pertumbuhan
yang mengendalikan pertumbuhan dan prolaktin yang mengendalikan pembuatan air
susu) mengikuti suatu irama yang teratur, yaitu kadarnya meningkat dan menurun
sepanjang hari, biasanya mencapai puncaknya sesaat sebelum bangun dan turun
sampai kadar terendah sesaat sebelum tidur.
Kadar hormon lainnya bervariasi, tergantung kepada beberapa faktor. Pada wanita, kadar LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang mengendalikan fungsi reproduksi, bervariasi selama siklus menstruasi. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon hipofisa menyebabkan sejumlah gejala yang bervariasi.
Kadar hormon lainnya bervariasi, tergantung kepada beberapa faktor. Pada wanita, kadar LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang mengendalikan fungsi reproduksi, bervariasi selama siklus menstruasi. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon hipofisa menyebabkan sejumlah gejala yang bervariasi.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke
dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan
di dalam sel-sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di
permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan.
Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energy
Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energy
Hormon
juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
PERAN HIPOTALAMUS & HIPOFISE
Aktivitas
endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang
menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons
terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah,
neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting.
Hipotalamus sebagai
bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-
hormon hipofise.
Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior
dikontrol melalui kerja saraf. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar
endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Setiap hormon yang mempengaruhi
organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya
oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan
kontraksi uterus.
Hormon hipofise yang
mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang
dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
SISTEM UMPAN BALIK
Kadar
hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala kadar
hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar
hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif.
Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Mis. pengsekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak.
AKTIVASI SEL-SEL TARGET
Ketika
hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya,
ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan
kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon
mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger
RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini
mempengaruhi reaksi dan proses selular.
A.
Sistem
endokrin pada unggas
Sistem endokrin pada unggas merupakan sistem regulasi yang
kerjanya dirangsang oleh sistem syaraf untuk mengontrol kegiatan pada tubuh
unggas. Sistem kerja syaraf dipengaruhi oleh rangsangan elektrik dan sistem
endokrin dipengaruhi oleh perangsang kemis yang disirkulasikan aliran darah ke
pusat-pusat kelenjar endokrin (North, 1978).
Gambar 15. Letak kelenjar endokrin pada bagian tubuh
ayam (Nesheim et al., 1979)
Sistem
Kerja Hormon pada Unggas
Kelenjar
endokrin merupakan organ spesifik yang menghasilkan suatu produk kimia disebut
hormon. Hormon tersusun dari beberapa substansi kimia seperti protein, steroid dan substansi lain akan dilepas ke
dalam aliran darah dan ditransportasikan
untuk meningkatkan, menurunkan atau memberikan efek metabolik terhadap
fungsi organ (North, 1978).
Pusat rangsangan syaraf yang mempengaruhi kerja
hormon pada unggas terdapat pada hipothalamus. Rangsangan syaraf dari luar akan
ditransformasikan menuju hipothalamus sehingga hipothalamus akan mensekresikan
hormon- releasing factor (HRS). HRS yang dihasilkan hipothalamus akan mengatur
regulasi hormon yang dihasilkan oleh pituitari pars anterior/PPA (anterior pars
pituitary). PPA memproduksi hormon yang sifatnya dapat mengatur kerja dari
beberapa kelenjar endokrin. Beberapa hormon yang disekresikan PPA
antara lain Thyroid-stimulating hormone (TSH),
Adrenocorticotrophic hormone (ACTH), dan dua dua jenis Gonadotrophic hormone
(GTH) yang masing-masing berefek pada aktivitas kelenjar tiroid, kelenjar
adrenal dan kelenjar kelamin dan juga menghasilkan Growth hormone (GH) yang
mengatur pertumbuhan tubuh unggas. Beberapa kelenjar tersebut akan terangsang
untuk menghasilkan hormon tertentu yang mempunyai fungsi tertentu (Nesheim et
al., 1979).
Gambar
16. Hubungan antara sistem syaraf, kelenjar endokrin dan sistem reproduksi
unggas jantan dan betina (Nesheim et al., 1979).
Fungsi
Beberapa Hormon
Hormon tiroid mempengaruhi tingkat metabolisme, pertumbuhan
bulu dan pewarnaan bulu, hormon produk sekresi dari kelenjar adrenal
mempengaruhi metabolisme mineral dan karbohidrat serta mengurangi stres,
hipotiroid mempunyai karateritik terhadap pertumbuhan bulu lambat dan
kemunduran aktivitas reproduksi. Hormon pada saluran gastrointestinal dapat
mengatur pengeluaran cairan pada proventrikulus dan pankreas, mengatur kontraksi
limpha dan perpindahan pakan unggas karena kontraksi pada saluran digesti.
Insulin dan glucagon yang dihasilkan oleh Langerhans dan sel Beta pada pankreas
mengatur metabolisme karbohidrat. Kelenjar parathiroid dan ultimobranchial body
mensekresikan hormon yang mengatur deposisi kalsium pada tulang dan kerabang
telur. Hormon yang dihasilkan oleh pituitari pars posterior PPP (pars posterior
pituitary) mengatur regulasi tekanan darah dan keseimbangan air pada ayam
petelur (Nesheim et al., 1979). Hormon juga mengatur sistem reproduksi pada
unggas.
B. Kelenjar Endokrin pada Ikan
Ikan
memiliki beberapa kelenjar endokrin, antara lain pituitari, tiroid, ginjal,
gonad, pankreas dan urophisis.
Gambar 1. Diagram lokasi kelenjar endokrin pada
ikan; (A). Pitiutari, (B). Tiroid, (C). Pankreas, (D). Gonad, (E).
Ginjal, (F). Urofisis.
Pituitari
Kelenjar pituitari
atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela tursika),
terdiri atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno
hipofisa terdiri atas pars distalis dan pars intermedia, sedangkan,
neurohipofisa hanya terdiri
atas pars nervosa yang berfungsi
mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin dan isotocin. Pars distalis merupakan
bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan sel-sel pesekresi hormon
prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid
Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STH-Somatotropin), dan gonadotropin
serta pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit (Melanocyte
Stimulating Hormone), yang mana, pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor
yang berasal dari hipotalamus.
C. Tabel.
Hormon-Hrmon yang Mengatur Pelepasan Hormon Pituitari
HORMON
HIPOTALAMUS
|
SINGKATAN
|
Corticotropin
(ACTH) releasing hormonThyrotrpin (TSH) releasing hormon
Gonadotropin –releasing hornon
Gonadotropin –release-inhibiting
hormon
Somatostatin hormon (STH) –releasing
hormon
Somatostatin hormon (STH)
–release-innhibiting hormon
Prolaktin –releasing hormon
Prolaktin release-inhibiting
hormon
Melancyte –stimulating hormon (MSH)
releasing hormon
Melanocyte stimulaitng hormon (MSH)
–release –innhibiting hormon
|
CRH,
CRFTRH, TRF
GnRH, GnRF
GnRIH, GnRIF
SRH, SRF
SRIH, SRIF
PRH, PRF
PRIH, PRIF
MRH, MRF
MRIH, MRIF
|
Tiroid
Kelenjar tiroid
mempunyai karakteristik utama, yakni pertama, unit dasar histologisnya adalah
sel tunggal yang dikelilingi folikel dan kedua, jaringan yang dibentuknya
memiliki kemampuan mengubah iodine dan inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada
ikan, folikel tersebar di sekitar ventral aorta dan percabangannya ke insang.
Gambar 2.
Lokasi Kelenjar tiroid pada ikan herring (Clupea Harengus).
av, aorta
ventralis; bs, Bagian dasar dienchepalon; j, infundibulun;
hg, akar
saraf tigeminus (V); hy, hipofisis; oe, tulang entoglessum; pr,
rhombencephalon; ps, sinus posterior; th, folikel kelenjar tiroid; vj, vena jugularis;
I, II, III, arteri insang.
(sumber:
Harder, 1975, hlm. 82, dalam Fujaya, 2004)
Tirotrofin pituitari
merupakan faktor utama yang mengontrol fungsi tiroid dibawah kondisi normal,
fungsi tiroid adalah membuat, menyimpan dan mengeluarkan sekresi yang terutama
berhubungan dengan pengaturan laju metabolisme. Sintesis dan pengeluaran
horomon tiroid secara otoatis diatur untuk memenuhi tuntutan kadar hormon dalam
darah lewat mekanisme feedback hipotalamik. Bila kadar hormon tiroid yang
beredar dalam darah tinggi makan akan menekan output TSH pituitari, sedangkan
kadar rendah menaikkannya.
Hormon tiroid yang
penting adalah tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon ini
penting dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reprooduksi. Secara spesifik tiroksin
menambah produksi energi dan konsumsi oksigen pada jaringan yang normal,
mempunyai pengaruh anabolik dan katabolik terhadap protein, meningkatkan proses
oksidasi dalam tubuh, mempercepat laju
penyerapan monosakarida dari saluran pencernaan, meningkatkan glikogenolisis
hati, dan diduga mengontrol pelepasan somatotropin, kortikotropin dan
gonadotropin dari hipofisis (Fujaya, 2004).
Pankreas
Pankreas adalah suatu
kelenjar yang majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan endokrin.
Komponen eksokrin mensekresikan getah pankreas yang dicurahkan ke dalam
duodenum lewat saluran pankreas, sedangkan komponen endokrin (pulau-pulau
pankreas) membebaskan hormonnya secara langsung kedalam sirkulasi darah.
Pada semua vertebrata, terdapat tiga sel-sel pulau yang memliki fungsi
independen: sel-sel A, menghasilkan glukagon; sel-sel B, menghasilkan insulin;
dan sel-sel D belum diketahui secara jelas hormon yang dihasilkannya, namun
bebeapa peneliti mengemukakan bahwa hormon tersebut identik dengan somatostatin
dan secara khusus berpungsi sebagai penghambat pertumbuhan (Fujaya, 2004).
Gonad
Gonad merupakan
kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan
kelenjar pituitari. Meskipun gonadotropin tidak secara langsung mempengaruhi
perkembangan telur atau seperma ikan, namun mempengaruhi sekresi estrogen oleh
sel folikel telur dan androgen oleh jaringan testis. Estrogen yang
umum didapatkan dalam cairan ovarium teleostei adalah estradiol -17β yang
merupan derivat dari 17αhydroxyprogesterone, sedangkan androgen yang umum
disintesis adalah testosteron.
Organ target estrogen
adalah sel-sel hati. Pada hati, estradiol berperan membawa pesan agar vitelogenin
segera disintesis. Vitelogenin adalah bahan baku kuning telur yang di sekresi
sel-sel hati dan dibawa ke gonad oleh darah. Sedangkan 17αhydroxyprogesterone
terutama berperan pada akhir pematangan gonad untuk merangsang ovulasi (Bond,
1979).
Ginjal
Ginjal merupakan
salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin, antara lain jaringan
interrenal, sel-sel kromaffin, juxtaglomerulus, dan korpuskel stanius.
Fungsi kelenjar ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.
Kelenjar Ultimobranchial
Pada teleostei,
kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan
sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Kelenjar ini
serupa dengan paratiroid pada bertebrata tingkat tinggi, tetapi tidak berupa
folikel, malainkan menyebar pada septum.
Kalsitonin merupakan
hormon yang disekresikan oleh kelenjar ultimobranchial. Hormon ini
berperanan menurunkan kadar kalsium darah. Beberapa kajian juga
menunjukkan bahwa kalsitonin dapat melakukan peranan dalam membuat ikan mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.
Urofisis
Urofisis, nama lain
the caudal neurosekretori sistem, merupakan neurosekretori yang terletak pada
bagian belakang spinal cord. Urofisis didapatkan pada setiap spesies ikan,
namun fungsi hormon yang dihasilkannya masih menimbulkan kontrofersi, walaupun
secara umu, sekresi urofisis berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana
pengaruh terbesarnya adalah pada ginjal.
Ada empat jenis
hormon yang diidentifikasi dari urofisis, yakni urotensin I, II, III dan IV.
Pada ikan, urotensin I belum diketahui efeknya secara pasti, namun pada
bertebrata darat, berperanan dalam penurunan tekanan darah. Urotensin II
berperan dalam kontradiksi otot licin, misalnya otot rektum dan kandung kemih
Urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan NA+ oleh insang dan
pelepasan NA+ oleh ginjal. Urotensin Ivdiduga adalah arginine
vasotocin,tetapi hanya teridentifikasi pada rainbow trout Jepang. Pada
ikan karper, urofisis memproduksi sejumlah besar acetilcholine.
KEPUSTAKAAN
Anonimus. (2009a).
Kelenjar Hipofisa, http://jogjanatomi.wordpress.com/2009/05/20/mengenal-hipofisis-a-k-a-kelenjar/
Anonimus. (2009b). Apa itu Sistem
Endokrin, http://healthy-knowhow.blogspot.com/2009/08/apa-itu-ra.html
Anonimus, (2009d). Kelenjar
Hipofisa, http://www.juraganmedis.com/author/pakdejack/
Anonimus. (2010).
System endokrin, http://id.wikipedia.org/wiki/rheumatoid_arthritis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar