Anastesi barbiturate
MUHAMMAD TORAS
1002101010049
Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem
saraf pusat, dan, berdasarkan ini, mereka menghasilkan spektrum yang luas dari
efek, dari sedasi ringan sampai anestesi total. Golongan barbiturat biasanya
digunakan untuk menimbulkan sedasi. Pentobarbital dan sekobarbital digunakan
secara oral atau IM dengan dosis 100-150 mg orang dewasa dan 1 mg/kgBB pada
anak diatas 6 bulan.
Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak diperpanjang
dan kurang menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Yang mudah didapat adalah
fenobarbital dengan efek depresan yang lemah terhadap pernafasan dan sirkulasi
serta jarang menyebabkan mual dan muntah.
PENGGOLONGAN
:
1.
Gol. Barbiturat
- Amobarbital
- Aprobarbital
- Butabarbital
- Pentobarbital 1)
- Sekobarbital
- Fenobarbital 2)
- Mefobarbital 2)
Golongan
ini sudah jarang digunakan, hanya 1)
anestetik umum dan 2)
antiepileptika yang masih
digunakan sampai sekarang
Dalam
Sistem Saraf Pusat
Barbiturat
memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi
sinaptik. Kapasitas berbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja
benzodiazepine, namun pada dosis yang lebih tinggi dapat bersifat sebagai
agonis GABA-nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan
depresi SSP yang berat.
Distribusi barbiturat dalam
tubuh ditentukan
oleh kelarutan lipid, mengikat protein, dan derajat ionisasi.
HIPNOTIK
Sekelompok
obat yg memiliki efek utama yang dapat menyebabkan tidur apabila diberikan
dalam dosis terapi
SEDATIF
Sekelompok
obat yang dapat memberikan efek penenang
Farmakokinetik
Barbiturat
secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan usus halus kedalam
darah. Secara IV barbiturat digunakan untuk mengatasi status epilepsi dan
menginduksi serta mempertahankan anastesi umum. Barbiturat didistribusi secara
luas dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan
kelarutan dalam lemak (tiopental yang terbesar)
Kelarutan
barbiturat
•
Barbiturat
yang mudah larut dalam lemak, misalnya tiopental dan metoheksital, setelah
pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan
menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun dengan cepat.
•
Barbiturat
yang kurang lipofilik, misalnya aprobarbital dan fenobarbital, dimetabolisme
hampir sempurna didalam hati sebelum diekskresi di ginjal
Indikasi
•
Tiopental
Di gunakan untuk induksi pada
anestesi umum.
Operasi yang
singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka).
Sedasi pada analgesik regional
Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus
•
Fenobarbital
Untuk menghilangkan ansietas
Sebagai antikonvulsi (pada
epilepsi)
Untuk sedatif dan hipnotik
Barbiturat tidak boleh diberikan pada penderita alergi
barbiturat, penyakit hati atau ginjal, hipoksia, penyakit Parkinson. Barbiturat
juga tidak boleh diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu, karena dapat
menambah kebingungan di malam hari yang terjadi pada penderita usia lanjut
Efek Samping
Gejala ini merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik
berakhir. Dapat terjadi beberapa hari setelah pemberian obat dihentikan. Efek
residu mungkin berupa vertigo, mual, atau diare. Kadang kadang timbul kelainan
emosional dan fobia dapat bertambah berat.
Rasa nyeri,
Barbiturat sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, artalgia,
terutama pada penderita psikoneurotik yang menderita insomnia. Bila diberikan
dalam keadaan nyeri, dapat menyebabkan gelisah, eksitasi, dan bahkan delirium.
Alergi
Reaksi alergi terutama terjadi pada individu alergik. Segala
bentuk hipersensitivitas dapat timbul, terutama dermatosis. Jarang terjadi
dermatosis eksfoliativa yang berakhir fatal pada penggunaan fenobarbital,
kadang-kadang disertai demam, delirium dan kerusakan degeneratif hati.
Reaksi obat,
Kombinasi barbiturat dengan depresan SSP lain misal etanol
akan meningkatkan efek depresinya; Antihistamin, isoniasid, dan metilfenidat.
Interaksi Obat
Interaksi obat yang paling sering melibatkan hipnotik-sedatif
adalah interaksi dengan obat depresan susunan saraf pusat lain, yang
menyebabkan efek aditif. Efek aditif yang jelas dapat diramalkan dengan penggunaan
minuman beralkohol, analgesik narkotik, antikonvulsi, fenotiazin dan obat-obat
anti depresan golongan trisiklik.
Tabel 1. Nama obat, Bentuk sediaan dan Dosis Hipnotik Sedatif
Nama obat
|
Bentuk sediaan
|
Dosis dewasa (mg)
Sedatif Hipnotik
|
Amobarbital
|
K,T,I,P
|
30-50 2-3xd 65-200
|
Aprobarbital
|
E
|
40 3xd 40-160
|
Butabarbital
|
K,T,E
|
15-30 3-4xd 50-100
|
Pentobarbital
|
K,E,I,S
|
20 3-4xd 100
|
Sekobarbital
|
K,T,I
|
30-50 3-4xd 50-200
|
fenobarbital
|
K,T,E,I
|
15-40 2-3xd 100-320
|
Dimodifikasi dari Goodman and Gilman, 1990
Keterangan :
K : kapsul, E : eliksir, I : injeksi, L : larutan, P :
bubuk, S : supositoria, T : tablet
|
Reference
Anonimous:http://www.drugs.com anonimous:http://www.veteriner.web.id
Katzung, 1998, Farmakologi Dasar dan Klinis, Staf Dosen Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Hal : 351-366
H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D., 1995., Farmakologi dan
Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Indonesia., Jakarta., Hal:
124-139
Tidak ada komentar:
Posting Komentar