Penghambat
adrenergic
BARADILLAH
ABDYAD 1002101010125
MUHAMMAD
TORAS 1002101010049
SRI
MULYANI 1002101010109
Penghambat adrenergic
Adalah
golongan obat yang menghambat perangsangan adrenergik
Berdasarkan tempat
kerjanya, dibagi 2 yaitu :
1.
Antagonis adrenoseptor
2.
Penghambat saraf adrenergik
TABEL EFEK-EFEK
PENGHAMBAT ADRENERGIK PADA RESEPTOR
RESEPTOR
|
RESPONS-RESPONS
|
Alfa1
|
Vasokontriksi
menurunkan tekanan darah. Dapat terjadi reflek takikardia. Miosis: kontriksi
pupil. Menekan ejakulasi
|
Beta1
|
Menurunkan
denyut jantung
|
Beta1
|
Konstriksi
bronkiolus. Kontraksi uterus
|
Antagonis adrenoreseptor α adrenoseptor
bloker
Obat yang menduduki adrenoreseptor sehingga
menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat adrenergik
ada dua yaitu :
ada dua yaitu :
§ antagonis adrenoreseptor α atau α bloker
§ antagonis adrenoreseptor β
atau β bloker
Antagonis adrenoreseptor
atau α bloker
atau α bloker
•
α
BLOKER
NON SELEKTIF ada 3 kelompok yaitu :
•
Derivat haloalkilamin
•
derivat imidazolin
•
Alkaloid ergot
Derivat haloalkilamin
yang dipertemukan pertama kali dibenziamin dan fenoksibenzamin .
Kimia dan mekanisme kerja:
Ikatan kovalen yang stabil dengan adrenoreseptor α dan menghasilkan hambatan yang
ireversibel.Disebut juga α
bloker yang nonkompetitif dan kerja yang
panjang.
Farmakodinamik
Fenoksibenzelamin bekerja dengan mengurangi jumlah
adrenoreseptor α
yang tersedia untuk dirangsang
Farmakokinetika
fenoksibenzamin
diabsorbsi hanya 20-30% dengan
waktu paruh kurang dari 24 jam
Efek samping :
hipotensi postural
Penggunakan terapi :
pengobatan feokromositoma
Fenoksibenzamin tersedia dalam bentuk kapsul 10 mg
untuk pemberian oral.
Derivat imidazolin
Fentolamin
dan tolazolin adalah α
bloker nonselektif yang kompetitif. Obat obat ini menghambat reseptor serotonin
, melepaskan histamin dari sel mast , meragsang reseptor muskarinik di saluran
cerna , merangsang sekresi asam lambung , saliva air mata dan keringat.
efek samping : hipotensi
Penggunaan
terapi : mengatasi episode akut hipotensi, mengatasi pseudo-obstruksi usus,
nekrosis kulit, disungsi eksresi
Fentolamin
tersedia dalam vial 5 mg untuk pemberian IV atau IM, sedangkan tolazolin dalam
kadar 25 mg/ml untuk suntikan IV
Alkaloid ergot
Adalah
α bloker yang pertama ditemukan , sebagai
agonis atau antagonis parsial pada reseptor α adrenergik, reseptor dopamin, dan
reseptor serotonin
α1
bloker selektif
Dalam
golongan ini termasuk derivat kuinazolin dan beberapa obat lain ex. indoramin
dan urapidil
q derivat kuinazolin
yang temasuk
: prazosin, terasozin, doksazosin, alfulozin, tamsulozin. Semuanya merupakan
antagonis kompetitif.
Farmakodinamik :
vasodilatasi
farmakokinetik : absorbsi baik pada pemberian oral
farmakokinetik : absorbsi baik pada pemberian oral
Efek samping: pusing, sakit kepala, ngantk,
palpitasi, edema perifer dan mual
Terapi: hipertensi gagal jantung sistolik, penyakit
vaskuler perifer, BPH
Sediaan:
Semua derivat kuinazolindiberikan dalam bentuk
oral.Prazosin dalam bentuk tablet 1 mg dan 2 mg. tamsulozin kapsul 0,2 mg,
sedangkan alfuzosin tablet ER 10 mg.
α2-
BLOKER SELEKTIF
Yohimbin
masuk kedalam SSP dengan mudah Merupakan antagonis serotonin
Digunakan
untuk meningkatkan aktivitas seksual pada tikus jantan.
antagonis adrenoseptor β (β-bloker)
Dikloroisoproterenol
adalah β-bloker yang petama di temukan tetapi tidak digunakan karena obat ini
juga merupakan agonis parsial yang cukup kuat. Propranolol yang
ditemukan kemudian, menjadi prototype golongan obat ini. Sampai sekarang ,
semua β-bloker baru dibandingkan dengan propranolol.
FARMAKODINAMIK
Β-bloker menghambat secara kompetitif efek obat
adrenergic, bai NE dan Epi endogen maupun obat adrenergic eksogen, pada adrenoseptor
β.
Sifat
kardioselektif artinya memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor β1
daripada reseptor β2 .Sifat nonselektif artinya mempunyai afinitas yang sama
terhadap kedua reseptor β1 dan β2.tetapi, sifat kardioselektivitas ini relative,artinya
pada dosis yang lebih tinggi β-bloker yang kardioselektif juga memblok reseptor
β2
Aktivitas
agonis parsial artinya, jika berinteraksi dengan reseptor β tanpa adanya obat
adrenergic seperti epinefrin atau isoproterenol.
Pada
β-bloker bekerja juga pada organ sebagai berikut :
sistem
kardiovaskular :efek terhadap kardiovaskular merupakan efek β-bloker yang
terpenting terutama akibat kerjanya pada jantung yaitu dengan mengurangi denyut
jantung dan kontraktilitas jantung.
FARMAKOKINETIK
Terbagi atas 3 golongan :
β-bloker
yang mudah larut dalam lemak .semuanya diabsorbsi
dengan baik disaluran cerna, tetapi memiliki bioavailabilitas rendah(>50%).
Eliminasinya melalui metabolism di hati dan diekresikan di gijal dalam jumlah
yang sedikit (10%).cthnya propranolol,metoprolol,oksprenolol,labetalol dan
karvedilol.
β-bloker
yang mudah larut dalam air.contohnya sotalol,nadolol dan
atenolol.sotanol diabsorbsi dengan baik di saluran cerna dan memiliki
bioavaibilitas tinggi.sedangkan nadolol dan atenolol kurang baik di absorbs di
saluran cerna dan memiliki bioavaibilitas rendah.ketiga obat ini tidak
mengalami metabolism sehingg seluruhnya dieksresi utuk melalui ginjal
β-bloker
yang kelarutannya terletak diantara golongan 1 dan 2.di
absorbsi baik disaluran cerna.eliminasi melalui hati dan ginjal.contohnya
timolol, bisoprolol, betaksolol, pindolol dan karteolol.
EFEK SAMPING β-BLOKER
Kebanyakan
efek samping β-bloker hambatan reseptor β,efek samping yang tidak
berhubungan dengan reseptor β-bloker jarang terjadi.
Sediaan
1.
Propraanolol : tablet 10 dan 40 mg
2.
Metoprolol : tablet 50 dan 100 mg
3.
Karvedilol : tablet 6,25 mg dan 25 mg
4.
Betaksolol : tetes mata 0,5 %
5.
Timolol : tetes mata 0,5 %
6.
Bisoprol : tablet 2,5mg dan 5 mg
7.
Asebutulol : kapsul 200 mg dan tablet
400 mg
8.
Pindolol : tablet 5 mg dan 10 mg
9.
Karteolol : tablet 5 mg
10.
Sotalol : tablet 80 mg
11.
Nadolol : tablet 40 dan 80 mg
12.
Atenolol : tablet 50 dan 100 mg
PENGHAMBAT SARAF ADRENERGIK
Terbagi
atas :
1.guanetidin
dan guanadrel
Guanetidin adalah penghambat saraf adrenergik
Farmakodinamik: menyebabkan hambatan reseptor α maupun β.
Farmakokinetik: bioavaibilitas oral guanetidine rendah dan bervariasi antara : 3- 50 %
Farmakokinetik: bioavaibilitas oral guanetidine rendah dan bervariasi antara : 3- 50 %
Guanetidin tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 25
mg
Efek samping : hipotensi ortotatik
2. Reseprin
farmakidinamik: curah jantung dan resitensi perifer berkurang. Farmakokinetik : di metabolisme seluruhnya. Efek samping : sedasi. Terapi: pengobatan hipertensi
farmakidinamik: curah jantung dan resitensi perifer berkurang. Farmakokinetik : di metabolisme seluruhnya. Efek samping : sedasi. Terapi: pengobatan hipertensi
Obat ini tersedia dalam bentu tablet 0,1 mg dan 0,25
mg
3.
Metirosin
SANGAT MEMBANNTU THANKSSS
BalasHapus