Rabu, 14 Maret 2012

Parasit: plasmodium Sp penyebab malaria


Pendahuluan


Malaria merupakan satu dari penyakit infeksi tertua yang mulai berjangkit di Mesir, India, dan Cina. Gejala-gejala klinis telah berhasil dipaparkan secara lengkap oleh Hippochrates pada tahun 400 SM. Ribuan tahun terlewati dengan berbagai upaya umat manusia untuk melawan penyakit ini, namun tetap saja data WHO belum menunjukkan penurunan yang signifikan.Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 % diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.

Malaria ditularkan melalui nyamuk Anopheles. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale. Manifestasi klinis malaria berhubungan dengan salah satu patogenitasnya yaitu sekuestrasi. Sekuestrasi timbul akibat dari eritrosit matang yang tinggal dalam jaringan mikrovaskular.Disini hanya Plasmodium falciparum yang mengalami sekuestrasi, hal ini dikarenakan pada plasmodium lain seluruh siklus terjadi pada pembuluh darah perifer. Sekuestrasi tertinggi terdapat di otak diikuti dengan hepar dan ginjal. Sekuestrasi ini diduga memegang peranan utama dalam patofisiologi malaria berat.

Kasus-kasus resistensi yang banyak dilaporkan semakin meningkatkan progresifitas penelitian-penelitian untuk mencari obat antimalaria baru. Seiring dengan kesadaran manusia untuk kembali ke alam, penggunaan bahan-bahan alami sebagai obat makin menjamur. Baru-baru ini Papua menyumbangkan khasiat yang berharga dari tanaman endemisnya, yang disebut sebagai buah merah.

Meningkatnya kasus-kasus malaria di Indonesia dan munculnya berbagai gejala malaria berat yang salah satunya terdapat pada organ hepar, serta kandungan antioksidan yang terdapat pada Buah Merah, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian perintis untuk melihat keterkaitan antara sari Buah Merah terhadap malaria dengan melihat gambaran histologis kerusakan hepar pada hewan percobaan. Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit Swiss yang diinfeksi Plasmodium berghei ANKA. Pada penelitian ini Buah merah yang digunakan adalah yang jenis Ogi.
Pembahasan

Taksonomi Plasmodium
Plasmodium merupakan salah satu protozoa penyebab penyakit malaria
Filum               : Apicomplexa
Klas                 : Sporozoa
Sub klas           : Cocidiidae
Ordo                : Eucoccidiidae
Sub ordo         : Haemosporidiidae
Familia            : Plasmodiidae
Genus              : Plasmodium

Host (Manusia dan Nyamuk)

Host pada penyakit malaria terbagi atas dua yaitu Host Intermediate (manusia) dan Host Definitif (nyamuk). Manusia disebut sebagai Host Intermediate (penjamu sementara) karena di dalam tubuhnya terjadi siklus aseksual parasit malaria. Sedangkan nyamuk Anopheles spp disebut sebagai Host Definitif (penjamu tetap) karena di dalam tubuh nyamuk terjadi siklus seksual parasit malaria

Host intermediate

Pada dasarnya setiap orang dapat terinfeksi oleh agent biologis(Plasmodium), tetapi ada beberapa faktor intrinsik yang dapat memengaruhi kerentanan host terhadap agent yaitu usia, jenis kelamin, ras, riwayat malaria sebelumnya, gaya hidup, sosial ekonomi, status gizi dan tingkat immunisasi.




Host definitif

Host definitif yang paling berperan dalam penularan penyakit malaria dari orang yang sakit malaria kepada orang yang sehat adalah nyamuk Anopheles spp betina. Hanya nyamuk Anopheles spp betina yang menghisap darah untuk pertumbuhan telurnya.

Siklus Hidup Plasmodium

Siklus hidup Plasmodium berlangsung pada manusia dan nyamuk. Di dalam tubuh manusia yang merupakan hospes perantara, terjadi siklus hidup aseksual yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap skizogoni, tahap skizogoni eksoeritositik, tahap skizogoni eritrositik dan tahap gametogoni.

Tahap skizogoni preeritrositik dan skizogoni eksoeritrositik berlangsung di dalam sel-sel hati, sedangkan tahap skizogoni eritrositik dan tahap gametogoni berlangsung di dalam sel-sel eritrosit. Pada tahap skizogoni preeritrositik, stadium sprozoit yang masuk bersama gigitan nyamuk, mula-mula masuk dan berkembang biak di dalam jaringan sel-sel parenkim hati. Tahap skizogoni preeritrositik berlangsung selama 8 hari pada Plasmodium vivax, 6 hari pada Plasmodium falciparum dan 9 hari pada Plasmodium ovale. Lamanya tahap ini pada Plasmodium malariae sukar ditentukan. Siklus preeritrositik di dalam jaringan hati pada Plasmodium falciparum hanya berlangsung satu kali, sedangkan pada spesies lainnya siklus ini dapat berlangsung berulang kali. Keadaan ini disebut skizogoni eksoeritrositik yang merupakan sumber pembentukan stadium aseksual parasit yang menjadi penyebab terjadinya kekambuhan pada malaria vivax, malaria ovale dan malaria malariae.

Tahap skizogoni eritrositik berlangsung di dalam sel darah merah (eritrosit). Tahap ini berlangsung selama 48 jam pada Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum dan Plasmodium ovale, sedangkan pada Plasmodium malariae berlangsung setiap 72 jam. Pada tahap ini akan terjadi bentuk-bentuk trofozoit, skizon dan merozoit. Bentuk-bentuk tersebut mulai dijumpai 12 hari sesudah terinfeksi Plasmodium vivax, dan 9 hari sesudah terinfeksi Plasmodium falciparum.



Multiplikasi malaria pada tahap skizogoni eritrositik akan menyebabkan pecahya sel eritrosit yang menyebabkan terjadinya demam yang khas pada gejala klinik malaria.

Sesudah tahap skizogoni eritrositik berlangsung beberapa kali, sebagian dari merozoit akan berkembang menjadi bentuk gametosit. Perkembangan ini terjadi di dalam eritrosit yang terdapat di dalam kapiler-kapiler limpa dan sumsum tulang. Tahap ini disebut tahap gametogoni yang berlangsung selama 96 jam. Gametosit tidak menyebabkan gangguan klinik pada penderita malaria, sehingga penderita dapat bertindak sebagai karier malaria.

Di dalam tubuh nyamuk Anopheles yang bertindak sebagai hospes definitive, berlangsung siklus hidup seksual (sporogoni). Bentuk gametosit yang terhisap bersama darah manusia, di dalam tubuh nyamuk akan berkembang menjadi bentuk gamet dan akhirnya menjadi bentuk sporozoit yang infektif bagi manusia.

Di dalam lambung nyamuk terjadi proses awal pematangan parasit. Dari satu mikrogametosit akan terbentuk 4-8 mikrogamet, dan dari satu makrogametosit akan terbentuk satu makrogamet. Fusi antara mikrogamet dengan makrogamet akan menghasilkan zigot yang dalam waktu 24 jam akan berkembang menjadi ookinet.

Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk, masuk ke jaringan antara lapisan epitel dan membran basal dinding lambung, berubah menjadi ookista yang bulat bentuknya. Di dalam ookista akan terbentuk ribuan sprozoit. Jika ookista telah matang, dindingnya pecah dan sporozoit menyebar ke berbagai organ nyamuk, terutama masuk ke dalam kelenjar ludah nyamuk. Dalam keadaan ini nyamuk vektor Yng infektif.






Klasifikasi Plasmodium

Pada manusia terutama disebabkan oleh empat spesies utama yaitu :

1. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana benigna/malaria vivax
2. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tertiana maligna/ malaria tropika.
3. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana/malaria malariae
4. Plasmodium ovale, penyebab malaria tertiana benigna/malaria ovale.

Host dan Distribusi Geografis Beberapa Parasit
Sub Genus Plasmodium
Host
Distribusi
Plasmodium reichenowi
Chimapanzee
Afrika
Plasmodium falciparum
Manusia
Afrika, Asia Selatan / Amerika Tengah
Plasmodium fieldi
Kera
Asia Tenggara
Plasmodium simiovale
Kera
Asia Tenggara
Plasmodium hylobati
Kera
Asia Tenggara
Plasmodium inui
Kera
Asia Tenggara
Plasmodium knowlesi
Kera
Asia Tenggara
Plasmodium coatneyi
Kera
Asia Tenggara
Plasmodium simium
Spider Monyet
Amerika Selatan
Plasmodium vivax
Manusia
Afrika, Asia Selatan / Amerika Tengah
Plasmodium cynomolgi
Kera
Asia Tenggara
Plasmodium gonderi
Madrill
Afrika
Plasmodium malariae
Manusia
Afrika, Asia Selatan / Amerika Tengah
Plasmodium brasilianum
Spider / Howler / Malam Monyet
Amerika Selatan
Plasmodium ovale
Manusia
Afrika
Hepatocystis sp.
Bat / Primata
Afrika, Asia
Plasmodium atheruri
Hewan pengerat
Afrika
Plasmodium vinkei
Hewan pengerat
Afrika
Plasmodium chabaudi
Hewan pengerat
Afrika
Plasmodium berghei
Hewan pengerat
Afrika
Plasmodium yoelii
Hewan pengerat
Afrika
Plasmodium mexicanum
Kadal
Amerika Utara
Plasmodium chiricahuae
Kadal
Amerika Utara
Plasmodium elongatum
Burung
Seluruh Dunia
Plasmodium gallinaceum
Burung
Asia Tenggara
Plasmodium relictum
Burung
Seluruh Dunia
Plasmodium floridense
Kadal
Karibia / Amerika Tengah
Plasmodium azurophilum
Kadal
Karibia / Amerika Tengah
Plasmodium faichildi
Kadal
Amerika Tengah
Plasmodium agamae
Kadal
Afrika
Plasmodium gigantum
Kadal
Afrika
Plasmodium mackerassae
Kadal
Australia
Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom         :Haemosporodia
Divisio             :Nematoda
Subdivisio       :Laveran
Kelas               :Spotozoa
Ordo                :Haemosporidia
Genus              :Plasmodium
Species            : Falcifarum
Morfologi



Perubahan morfologi P.fasciparum
1.      Tropozoit muda :
·         Bentuk cincin dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus,
·         Seringkala cincin mempunyai 2 inti,
·         Banyak sekali cincin disertai tingkat parasit yang lebih tua
2.      Tropozoit Dewasa :
·         Vakuole cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada,
·         Parasit sangat kecil dan kompak,
·         Sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur.
·         Sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap kira – kira sebesar inti.
·         Biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak jumlahnya.
3.      Skizon muda :
·         Tingkat ini jarang terlihat dan biasanya bersama – sama dengan sejumlah besar tropozoit sedang berkembang.
·          Parasit sangat kecil dengan 2 inti atau lebih dan sedikit sekali sitoplasmanya sering berwarna pucat.
·         Pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lebih, padat dan berwarna gelap sekali

4.      Skizon dewasa :
·         Selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin 7 kali,
·         Biasanya mempunyai kira – kira 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu kelompok kecil, pigmen yang berwarna gelap sekali.

5.      Gametosit dewasa :
·         Bentuk pisang atau biji kacang kedele,
·          Pada bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan agak rusak,
·         Dapat bersama – sama bentuk cincin atau tanpa cincin.

Bentuk Stadium P. falciparum dalam sediaan darah tipis
1.      Tropozoit awal :
·         Ukuran 1/5 dari eritrosit,
·         Bentuk cincin sangat halus,
·         Kromatin titik halus sering kali dua,
·         Bentuk acole stadium ini tidak ada,
·         Pigmen pada stadium ini tidak ada.
2.      Tropozoit sedang berkembang :
·         Jarang terlihat dalam darah perifer,
·         Mempunyai ukuran kecil,
·          Berbentuk padat,
·         Vakuole tidak dikenal,
·         Kromatin titik atau batang – batang,
·         Berpigmen bentuk kasar.
3.      Skizon Imature ( muda ) :
·         Jarang terlihat dalam darah perifer,
·         Ukuran hampir mengisi eritrosit,
·         Pigmen berkumpul ditengah,
·         Kromatin ini banyak berupa massa ireguler.
4.      Skizon matur ( tua ) :
·         Jarang terlihat dalam darah perifier,
·         Ukuran hampir mengisi eritrosit,
·         Bentuk berpigmen,
·         Pigmen berkumpul ditengah.

5.      Makrogametosit :
·         Jumlah dalam darah banyak,
·         Ukuran lebih besar daripada eritrosit,                        
·         Bentuk bulan sabit ujung runang/ bulat,
·         Sitoplasma biru tua,
·         Kromatin granula padat dekat pusat,
·         Pigmen granula hitam dan inti padat/bulat.


6.       Mikrogametosit :
·         Waktu timbul 7 – 12 hari,
·          Jumlah dalam darah banyak,
·          Ukuran lebih besar daripada eritrosit,
·          Bentuk seperti pisang,
·         Sitoplasma biru kemerahan,
·         Kromatin granula halus tersebar,
·         Pigmen granula gelap tersebar.
·          


Siklus Hidup
Perkembangan aseksual terjadi di dalm hati yang hanya menyangkut fase praeritrosit saja (tidak fase eksoeritrosit). Bentuk didni di dalam hati adalah skizon yang berukuran 30 mikron pada hari ke empat setelah infeksi. Dalam darah bentuk cincin stadim tropozoit muda P.falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran seperenam diameter eritrosit. Pada bentuk cincin terdapat du abutir kromtin.Bentuk cincin P.falciparum kemudian semakin besar,berukuran berukuran seperempat dan kadang – kadang hampir setengah eritrosit.
Stadium perkembangan aseksual selanjunya umumnya tidak berkembang di daerah tepi, kecuali pada kasus berat(pernisiosa). Bentuk cincin dan tropozoit tua menghilang dari darah tepi setelah 24 jam dan tertahan di kapiler alat – alat dalm, seperti,otak, jantung, plasenta, usus atau sumsun tulang. Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembangbiak secara skizogoni. Eritrosit yang mengandung tripozoit tua dan skizon mempunyai titik – titik kasar yang tampak jelas (titik Maurer) yang tersebar duapertiga di bagian eritrosit.
Pembentukan gametosit berlangsung di alat – alat dalam.Gametosit muda mempunyai bentuk lonjong, kemudian panjang dan akhirnya berbentuk bulan sabit sebagai gametosit matang. Gametosit betina biasanya lebih langsing dan sitoplasmanya lebih biru denagn pulasan Giemsa. Intinya lebih kecil dan padat,bewarna merah tua dan buitr- butir pigmen tersebar di sekitar inti. Mikrogametosit berbentuk lebih lebar seperi sosiss. Sitoplasmanya biru pucat agak kemerah merahan dan intinya bewarna merah muda,besar dan tidak padat,butir – butir pigmen tersebar di sitoplasma sekitar inti.





\
Plasmodium vivax
Morfologi
         
                                                                       
Bentuk perkembangan dari P.Vivax
1.      Bentuk cincin :
·         Ukuran 1/3 eritrosit
·          Bentuk cincin tebal
·         Kromatin masa padat berbatas jelas
·          Bentuk accole kadang – kadang
·         Pigmen tidak ada.
2.      Bentuk Tropozoit :
·         Ukuran besar,
·          Bentuk sangat irregular, vakuola nyata,
·         Kromatin titik – titik atau benang – benang,
·         Pigmen halus, warna kuning coklat,
·         Penyebaran partikel halus,
·         Penyebaran tersebar.
3.       Bentuk Skizon Imature :
·         Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit,
·         Bentuk sedikit amoeboid,
·         Kromatin banyak berupa masa ireguler,
·         Pigmen tersebar
4.       Bentuk Skizon Mature :
·         Mengisi Eritrosit,
·         Bentuk bersegmen,
·         Merozoit 14 – 16, rata – rata 16,
·         Ukuran sedang,
·         Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )



5.      Bentuk Mikrogametosit :
·         Waktu timbul 3 – 5 hari,
·         Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar
·         Bentuk bulat/ ovale dan padat,
·         Sitoplasma biru pucat,
·         Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna,
·         Pigmen tersebar.
6.      Bentuk Makrogametosit :
·         Waktu timbul 3 – 5 hari,
·         Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar,
·          Bentuk bulat/ovale dan padat,
·         Sitoplasma biru tua,
·         Kromatin merupakan massa padat di perifer,
·          Pigmen small round perifer.

Siklus hidup
Dengan tusukan nyamuk Anopheles betina sprozoit dimasukkan melalui kulit ke peredaran darah perifer manusia;setelah kira – kira setengah jam sporozoit masuk ke dalam sel hati dan tumbuh menjadi skizon hati dan sebagian menjadi hipnozoit. Skizon hati berukuran 45 mikron dan membentuk kira – kira 10000 merozoit. Skizon hati masih dalam daur praeritrosit atau daur eksoeritrosit primer yang berkembang biak secara aseksual dan disebut skizon hati.
Setelah di mulai daur eksoeritrosit sekunder,merozoit dari sizon hati masuk ke peredaran darah darah menghinggapi eritrosit dan mulai dengan daur eritrosit untuk perkembangan pembiakan aseksual (skizogoni darah). Merozoit  skizon eritrosit tumbuh menjadi trofozoit muda yang berbentuk cincin,kira – kira setertiga eritsoit,dengan pulasan giemsa sitoplasmanya bewrna biru,inti merah,mempunyai vakuol yang besar. Eritrosit yang dihinggapi P.vivax mengalami perubahan yaitu lebih besar,bewarna pucat,dan tampak bintik bintik halus bewarna merah,yang bentuk dan besarnya sama dan disebut titik schuffer. Kemudian trofozoit muda manjadi trofozoit tua yang sangat aktif sehingga sitoplasmanya tampak berbentuk ameboid. Pigmen dari parasit ini menjadi semakin nyata dan bewarna kuning tengguli. Skizon matang dari daur eritrosit mengandung 12 – 18 merozoit dan menggisi seluruh eritrosit dengan pigmen berkumpul di bagian tengah atau pinggir. Daur eritrosit pada P.vivax berlangsung selama 48 jam dan terjadi secaa sikron.
Setelah daur eritrosit berlangsung beberapa kali,sebagian merozoit yang tumbuh menjadi trofozoit dapatmembentuk sel kelamin,yaitu makrogametosit dan mikrogametosit yang bentuknya bulat, mengisi hampir seluruh eritrosit, dan masih tampak titik schuffner. Makrigametosit( betina) mempunyai sitoplasma yang bewarna biru dengan inti kecil, padat dan bewarna merah. Mikrogametosit (jantan) biasanya bulat, sitoplasma pucat, biru kelabu dengan inti yang besar, pucat dan difus.Inti biasanya terletak di tengah.
Dalam nyamuk  terjadi daur seksual yang berlangsung selama 16 hari pada suhu 20 0C dan 8 – 9 hari pada suhu 27 0C.Di bawah 15 0 C perkembangbiakan secara seksual tidak mungkin terjadi.

Plasmodium malariae
P.malariae disebut juga malaria kuartana karena serangan demam berulang pada tiap hari keempat.
Morfologi
                                            
   Makrogametosit                                                   Mikrogametosit
Bentuk stadium Plasmodium pada sediaan darah tebal:
1.      Tropozoit muda :
·         Cincin lebih tebal dengan inti yang kasar dan sedikit sitoplasma yang biasanya tertutup tanpa vakuola,
·         Pigmen berbentuk lebih awal,
·         Praktis tingkat yang lebih tua selalu ada bersama cincin ini.
2.      Tropozoit sedang berkembang :
·         Kecil, kompak, biasanya bulat, pigmen menjadi padat gelap dengan butir – butir agak kasar, sehingga kelihatan terbenam dalam pigmen,
·         Fase tropozoit ini langsung lama, jadi tingkat ini adalah yang paling lazim dan paling sering dijumpai.
3.      Tropozoit dewasa :
·         Kompak, warna lebih tua dan ukuran lebih besar dari tingkat sebelumnya.
·         Pigmen yang kasar, coklat tua dan berlimpah, sering menutupi inti,
·         Sukar membedakannya dengan gametosit P. falciparum yang membulat atau dengan gametosit P. malariae.
4.       Skizon muda :
·         Sangat mirip P. vivax kecuali parasitnya yang lebih kecil,
·         Sering sangat kompak sehingga sulit mengenal susunan dalam dari parasit,
·         Biasanya bersama-sama dengan parasit tingkat lainnya,
·         Sukar dibedakan dengan skizon muda P.vivax.
5.      Skizon tua :
·         Stadium yang kadang menjadi dalam sediaan darah tebal,
·          Dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya.
6.      Gametosit muda :
·         Pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang – kadang memancar,
·         Sama dengan P. vivax kecuali tidak begitu sering dijumpai,
·         Menyerupai tropozoit yang sehingga sulit untuk dibedakan.
7.      Gametosit tua :
·         Biasanya jumlah sedikit dan agak kecil dari P. vivax,
·          Pigmen lebih kasar dan lebih gelap dan dapat menyerupai gametosit P. falciparum yang membulat.
Bentuk stadium Plasmodium malariae dalam sediaan darah tipis:
1.      Tropozoit awal :
·         Ukuran 1/3 dari eritrosit,
·         Berbentuk cincin padat,
·          Kromatin sering ditemukan suatu massa dalam cincin,
·         Bentuk acole tidak ada.
2.      Tropozoit sedang berkembang :
·         Ukuran kecil, bentuk padat,
·          sering berbentuk barang,
·         vacuole tidak dikenal,
·         kromatin titik atau benang,
·         Pigmen bentuk kasar, berwarna coklat tua dan jumlahnya banyak, 6. Penyebaran gumpalan atau batang yang tersebar.
3.       Skizon immature ( muda ) :
·         Ukuran hampir mengisi,
·         Bentuk padat,
·         Kromatin sedikit berupa massa ireguler,
·         Pigmen tersebar
4.       Skizon matur ( tua ) :
·         Ukuran hampir mengisi eritrosit,
·         Bentuk berpigmen,
·         Merozoit 6 – 12 dan rata – rata 8,
·         Ukuran besar,
·         Pigmen berkumpul ditengah
5.       Mikrogametosit :
·         Waktu timbul 7 – 14 hari,
·         Ukuran dalam darah sedikit,
·         Ukuran lebih kecil daripada eritrosit,
·          Bentuk bulat padat,
·         Sitoplasma biru pucat,
·         Kromatin seperti P. vivax
6.       Makrogametosit :
·         Waktu timbul 7 – 14 hari,
·          Jumlah dalam darah sedikit,
·         Ukuran lebih kecil daripada eritrosit,
·         Bentuk bulat padat,
·         Sitoplasma biru tua,
·          Kromatin seperti P. vivax,
·         Pigmen seperti P. vivax
Siklus Hidup
Skizon praeritrosit manjadi matang 13 hari setelah infeksi.Bila skizon matang ,merozoit dilepaskan ke aliran darah tepi,siklus eritrosit aseksual di mulai dengan periodisitas 72 jam. Stadium trofozoit muda dalam darah tepi tidak berbeda dengan P.vivax, meskipun sitoplasmanya lebih tebal pada pulasan giemsa tampak lebih gelap. Eritrosit yang dihinggapi P.malariae tidak membesar. Dengan pulasan khusus , pada eitrosit tampak titik – titik  yang disebut titik Ziemann. Pada sediaan darah tipis,stadium trofozoit dapat melintang sepanjang eritrosit,berbentuk pita yaitu bentuk yg khas pada P.malariae. Merozoit biasanya mempunyai susunan yang teratur sehingga berbentuk bunga “daisy” atau disebut juga”roiset”.
Siklus aseksual dengan periodisitas 72 jam biasanya berlangsung sinkron. Makrogametosit mempunyai sitoplasma yang bewarna biru tua berinti kecil dan padat; mikrogametosit, sitoplasmanya bewarna biru pucat,berinti difus dan lebih besar.Pigmen tersebar pada sitoplasma.Daur sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu rata – rata 26 – 28 hari. Pigmen di dalam ookista berbentuk granula kasar, bewarna tengguli tua tersebar di tepi.
Plasmodium ovale
Morfologi

Perubahan morfologi P.ovale
1.      Bentuk Cincin :
·         Ukuran 1/3 eritrosit,
·         Bentuk cincin padat,
·         Kromatin massa padat berbatas tegas,
·         Bentuk accole tidak ada,
·         Pigmen pada stadium ini tidak ada.
2.      Bentuk Tropozoit sedang berkembang :
·         Ukuran kecil,
·         Bentuk padat, vakuola tidak dikenal,
·         Kromatin mempunyai kelompok besar irregular,
·          Pigmen bentuk kasar, warna kuning coklat dan jumlahnya sedang,
·         Penyebaran parikel kasar tersebar.
3.       Bentuk Skizon Imature :
·         Ukuran hampir mengisi eritrosit,
·          Bentuk berpigmen,
·         Merozoit 6-12, dan rata-rata 8, ukuran besar,
·          Pigmen terkumpul ditengah ( kuning coklat ).

4.      Bentuk Mikrogametosit :
·         Waktu timbul 12 – 14 hari,
·          Jumlah dalam darah sedikit,
·         Ukuran besar eritrosit, berbentuk bulat padat,
·         Sitoplasma biru pucat,
·         Kromatin dan pigmen seperti P. vivax
5.      Bentuk Makrogametosit :
·         Waktu timbul 12 – 14 hari,
·          Jumlah dalam darah sedikit,
·         Ukuran sebesar eritrosit berbentuk bulat padat,
·         Sitoplasma biru tua,
·         Kromatin dan pigmen seperti P. vivax
Siklus Hidup
Morfologi P.ovale mempunyai persamaan dengan P.malariae tetapi perubahan eritrosit mirip dengan P.vivax. Trofozoit muda berukuran kira – kira 2 mikron (sepertiga eritrosit). Titik schuffner (titik james) terbentu sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoitnya berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P.malariae.  Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujung dengan titik schuffner yang menjadi lebih banyak.
Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari,skizon hati besarnya 70 mikron. Perkembangan siklus aseksualnya berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang,mengandung 8 -10 merozoit yang letaknya teratur di tepi  mengelilinggi granula pigmen yang berkelompok di tengah.
Stadium gametosit betina bentuknya bulat,mempunyai inti kecil,kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan mempunyai inti difus,sitoplasma pucat kemerahan,berbentik bulat.Siklus sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12 – 14 hari pada suhu 27 0 C.
 Dari Berbagai sumber




1 komentar: